Photobucket i heart elmo





Speeches For An Inquiring Mind”


CIRI-CIRI ORANG BERIMAN

Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Jinn ayat 14:
... Barangsiapa menerima Islam maka sungguh-sungguh telah tepat 
pilihannya atas jalan yang benar.

Meskipun seseorang telah mengambil keputusan realistis memilih Islam,
tidaklah serta merta ia bisa meng-klaim bahwa dirinya pasti akan masuk surga,
sebagaimana klaim orang-orang Yahudi dan Nasrani.
Dimasukkannya seseorang kedalam Surga hanyalah atas rahmat Allah SWT.
Para ahli surga digambarkan Allah SWT didalam surat Al-Imran ayat 107 sbb:
dan bagi mereka yang wajahnya menjadi putih bersih, merekalah yang 
akan berada dalam rahmat (surga) Allah, mereka itu kekal didalamnya.
Pada ayat ini kata Rahmat digunakan sebagai kata-ganti untuk Surga untuk
mengingatkan kita bahwa masuknya seseorang kedalam Surga adalah karena
rahmat yang terbesar dari Allah SWT.
Sungguhpun demikian, Allah SWT juga memberi petunjuk kepada kita
dengan Al-Qur’an bagaimana ciri-ciri orang yang patut sebagai ahli surga.
Ciri-ciri ini disebutkan didalam Surat Al-Mu’minun dan Surat Al-Ma’arij.
Perhatikanlah Surat Al-Ma’arij ayat 19~21.

Pertama, Allah SWT menggambarkan sifat manusia secara umum. Allah SWT berfirman:
Sebagian besar manusia berwatak sangat tergesa-gesa (tidak sabar), ketika 
mereka dihadapkan pada kemalangan/kesulitan mereka berputus asa. Ketika
kesulitannya telah digantikan dengan kelapangan/ nikmat mereka tidak memenuhi 
hak-hak orang lain dan hak-hak Allah.
Namun, diantara manusia ada juga yg tidak berperilaku sedemikian. Ada pengecualian
segolongan manusia yang ciri-cirinya digambarkan dalam Surat Al-Ma’arij ayat 22~25,
Terkecuali mereka yang mendirikan sholat, dan mereka senantiasa tetap memelihara 
sholatnya. Dan mereka membelanjakan bagian yg telah tertentu dari hartanya bagi 
yang berhak; bagi para peminta-minta dan orang-orang yang papa (kehilangan 
harta-bendanya).
Perlu digaris-bawahi bahwa Allah SWT bisa saja hanya mengatakan bahwa mereka
telah mengetahui hak-hak para fakir dan miskin. Namun, Allah SWT menegaskan bahwa
mereka yang beriman menyisihkan hartanya untuk para fakir dan miskin, dengan perhitungan
matematis yang tepat, dan terdefinisi berapa bagian dari hartanya yg harus dikeluarkan untuk
mereka yang membutuhkan (para fakir dan miskin). Dengan kata lain, mereka selalu membayar
zakat yang telah ditetapkan sebesar 2.5% (dua setengah persen). Abu Bakar Ash-Shidiq R.A.
adalah yang terbaik pemahamannya mengenai makna ayat-ayat ini. Beliau mengirimkan
pasukannya untuk memerangi pengingkar zakat meskipun mereka yang ingkar itu tetap
mengerjakan shalat. Dikatakannya bahwa sholat seseorang tidak akan diterima Allah SWT
sehingga ia melunasi zakatnya.

Karena itulah, Allah SWT hampir selalu menyebut secara bersamaan setiapkali berfirman
tetang kewajiban Shalat dan Zakat didalam Al-Qur’an. Lebih lanjut, Allah SWT memberi
petunjuk agar kita bersedekah/berinfaq sebagai tambahan selain membayar Zakat di
berbagai ayat didalam Al-Qur’an. Surat Al-Muzammil ayat 20:
Dan dirikanlah sholat dan bayarlah Zakat, dan pinjamilah Allah SWT dengan
pinjaman yang baik.

Ciri-ciri berikutnya dari orang-orang yang termasuk dalam golongan khusus ini adalah,
mereka beriman atas adanya Hari Pengadilan/ Pembalasan (yaumuddin) tidak hanya
diimani dengan lisan, melainkan juga dengan kesadaran untuk mempertanggung-jawabkan
segala amal-perbuatan (selama hidupnya di dunia) pada hari tersebut. Sebagai contoh
orang-orang yang akan diberikan catatan amal-perbuatan di tangan kanan mereka
di Hari Pembalasan, akan menerangkan bahwa rahasia keberhasilan mereka itu adalah
sebagaimana yang tertuang dalam ayat 20 Surat Al-Haqqah berikut ini:
Sungguh, aku yakin bahwa aku pasti menemui hisab terhadap diriku.

Perhatikan pula Surat Al-Ma’arij ayat 26~28:
Dan mereka yang membenarkan adanya Hari Pembalasan. Dan mereka takut
kepada adzab/siksa Tuhan mereka. Sungguh siksa Tuhan mereka itu membuat 
tak seorangpun merasa aman.
Ciri-ciri berikutnya dari orang-orang mukmin yakni, mereka selalu takut terhadap
adzab Allah SWT. Ketika para sahabat mendengar ayat-ayat tersebut, mereka bertanya
kepada Nabi Muhammad SAW, ”Ya Rasulullah (SAW), Apakah dirimu juga takut dengan
Adzab Allah SWT?”. Beliaupun menjawab:”Tentu saja, bahkan akupun takut dengan adzab
Allah SWT karena tak seorang pun bisa menganggap dirinya terbebas dari adzab Allah SWT.”

Karena itu, seorang muslim tidak boleh menyombongkan diri atas amaliyah keislamannya.
Ia hendaknya berperilaku rendah hati dan semakin rendah hati lagi, dan semakin takut
terhadap adzab Allah SWT. Selanjutnya Allah berfirman dalam surat Al-Ma’arij ayat 29~31:
Dan mereka itu menjaga kemaluan mereka. Kecuali terhadap istri-istri mereka atau 
budak-budak perempuan yang mereka miliki, maka sesungguhnya dalam hal 
demikian ini mereka tiada tercela. Barangsiapa yang mencari selain dari itu maka 
mereka itu telah melanggar batas.
Dengan demikian, maka segala bentuk pemuasan birahi/sexual selain yang disebut dalam
ayat diatas berada diluar garis ketentuan Allah SWT dan samasekali tidak diperkenankan
oleh Allah SWT.
Ciri-ciri mukmin yg lain, disebutkan Allah SWT dalam Surat Al-Ma’arij ayat 32 bahwa:
Mereka memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji-janjinya.

Mengkhianati amanat yang diemban dan melanggar janji tergolong dalam dosa-dosa besar.
Rasullullah Muhammad SAW bersabda: “Janji adalah hutang yang harus dibayar”.
Selanjutnya, dalam Surat Al-Ma’arij ayat 33 Allah SWT berfirman:
Dan mereka itu berpegang teguh atas kesaksian (syahadat) mereka.

Ini berarti pula bahwa mereka memelihara didalam hati-sanubari, janji mereka kepada
Allah SWT atas ke-Islam-an mereka. Perhatikan Surat Al-Ma’arij ayat 34,
Dan orang-orang yang memelihara (dengan sebaik-baiknya) sholat mereka.

Didalam ayat ini Allah SWT menyatakan bahwa orang-orang beriman itu sangat
penuh perhatian terhadap sholat mereka dan mengerjakan semuanya, yang fardhu
dan yang sunnah.

Sangat menarik bahwa disini kita melihat bahwa Allah SWT mengawali penguraian
ciri-ciri mukmin dari hal penegakan sholat dan mengakhiri dengan hal sholat juga.
Dengan demikian menjadi jelaslah bahwa sholat adalah hal yang sangat penting dalam
pandangan Allah SWT, oleh karena itu pertama kali yang akan ditanyakan kepada
setiap orang di Hari Pembalasan nanti adalah Sholat, jika mereka gagal dalam hal
sholat maka tidak satu pun dari amalan lainnya diterima oleh Allah SWT.

Selanjutnya, didalam Al-Ma’arij ayat 35 Allah SWT menetapkan keputusan-Nya
bahwa orang-orang yang memiliki ciri-ciri sebagaimana telah diuraikan diatas,
akan diberi ganjaran Taman Surga. Tampak jelas disini bahwa ada banyak hal yang
harus dikerjakan oleh seseorang agar dirinya menjadi calon yang layak sebagai
penghuni Surga.
Sesungguhnya, jika seseorang mengerjakan secara tulus-ikhlas salah satu dari hal-hal
tersebut, hal-hal yang lainnya bisa dikerjakannya secara mudah dan otomatis. Jika ia
mengamalkan seluruh resep tersebut maka, atas kemurahan/kasih-sayang Allah SWT,
ia masuk Surga.
Semoga Allah SWT menganugerahi kita kekuatan untuk melaksanakan kesemua ciri-ciri diatas.
Hadiah terpenting dari Allah SWT kepada umat manusia adalah disediakan-Nya petunjuk yang membimbing kita dari berbagai bentuk kegelapan kepada cahaya yang terang. Allah SWT
sangat-sangat berbahagia jika kita memanfaatkan petunjuk-Nya. Sebagaimana
tertuang dalam Surat Al-Ahzab ayat 43,44:
Dialah (Allah SWT) yang telah merahmatimu, dan demikian juga para
malaikat-Nya (memohon untukmu), Agar Dia mengeluarkanmu dari 
kegelapan kepada cahaya, dan Dia adalah yang sangat penyayang
kepada orang-orang beriman.

Penghormatan bagi mereka (mukminin) pada hari perjumpaan dengan-Nya
adalah Salam. Dan Dia (Allah SWT) telah menyiapkan pahala yang mulia bagi mereka.

Allah SWT berfirman kepada Rasulullah SAW didalam Surat Al-Ahzab ayat 47:
Dan kabarkanlah kepada orang-orang beriman berita gembira, 
bahwa mereka akan mendapat karunia yang besar dari Allah.
Semoga Allah SWT memperhitungkan kita termasuk didalam golongan
mereka yang akan memperoleh karunia yang besar dari-Nya. Amiin

 


|


copyright blogskin byschaaalhassan